MEMBUAT NASKAH DRAMA
Drama merupakan bentuk karya sastra yang bertujuan menggambarkan
kehidupan dengan cara dipentaskan, sehingga cerita drama berisi tentang
kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Drama bisa
menceritakan tentang kemiskinan, perjuangan hidup, kebodohan,
keserakahan bahkan cinta.
Supaya drama yang dipentaskan menarik,
maka yang harus diperhatikan adalah naskah drama itu sendiri. Naskah
drama harus manarik sehingga pesan yang ingin kita sampaikan dapat
diterima dengan baik oleh penonton. Oleh karena itu, terdapat dua unsur
terpenting dalam drama, yaitu tema dan bahasa.
a. Tema
Tema
adalah salah satu poin terpenting dalam dunia drama. Tema merupakan ide
pokok suatu cerita yang akan dilakonkan. Dalam naskah, tema yang
digunakan harus jelas dan adegan yang dipertontonkan harus sejalan
dengan naskah drama yang ditulis. Berikut ini adalah langkah membuat
naskah drama.
Menentukan Tema
Tema adalah dasar cerita yang ada dalam naskah drama. Tema dikembangkan melalui alur dramatik dan dialog tokoh-tokohnya. sebuah drama bisa mengambil tema kehidupan, persahabatan, kesedihan, atau percintaan.
Kriteria tema yang baik, yaitu sebagai berikut:
- Aktual yang dapat diartikan dengan kejadian yang benar-benar terjadi atau sesuai dengan kenyataan.
- Tidak menyinggung SARA. Tema sebuah karya sastra tidak boleh menyinggung suku, agama, ras, atau antargolongan tertentu.
- Memberi suatu pengajaran atau pendidikan bagi pembacanya atau penontonnya. Tema sebuah cerita yang baik adalah yang dapat memberikan perenungan dan bermanfaat bagi pembaca atau penontonnya.
a. Mendata Satuan Peristiwa
Peristiwa yang kita alami sehari-hari dapat dijadikan dasar untuk menulis sebuah naskah drama. Pilihlah satu peristiwa yang paling berkesan dalam kehidupan kita untuk diangkat menjadi naskah drama, misalnya sebuah peristiwa di rumah yang sering menjadi masalah yang rumit untuk diatasi, yakni sampah.
Kita bisa membuat naskah drama satu babak dengan cara mengidentifikasi peristiwa yang pernah kita alami menyangkut tentang sampah. Lalu, kita susun menjadi satuan-satuan peristiwa, satuan-satuan peristiwa tersebut disusun menjadi sebuah adegan, dan gabungan adegan-adegan itulah yang dapat membentuk satu babak dalam drama.
Menyusun Sinopsis atau Kerangka
Sinopsis adalah alur cerita, yaitu penjelasan bagaimana alur cerita suatu drama. Selain itu, sinopsis juga bisa diartikan sebagai ringkasan cerita dari alur cerita yang panjang yang dapat dijelaskan dengan jelas dari alur cerita tersebut. Sinopsis berfungsi untuk meningkatkan kemampuan seorang penulis agar lebih baik dan lebih terarah dari alur ceritanya. Suatu sinopsis yang berkualitas adalah suatu rangkaian ringkasan yang singkat namun mampu menjelaskan cerita secara keseluruhan.
Mengembangkan Sinopsis menjadi Naskah Satu Babak
Tiga langkah menulis drama telah dilakukan, yaitu menentukan tema, mendata satuan peristiwa, dan menyusun sinopsis tersebut menjadi sebuah naskah drama satu babak. Selanjutnya, yang harus kita pahami adalah, bahwa naskah drama berbeda dengan naskah-naskah yang lain dalam karya sastra.
Ciri drama dalam bentuk penulisannya adalah sebagai berikut:
1) Wawancang atau dialog, biasanya dicetak lepas, artinya bukan yang dalam kurung, atau mungkin dengan huruf kapital, ataupun cetak miring. Ini percakapan yang harus dihafal seorang aktor. Menghafal wawancang atau dialog sekaligus menciptakan intonasi yang tepat, mengucapkan diksi dan artikulasi secara terang. Dalam wawancang, terkandung semua perasaan: marah, jengkel, bimbang, riang, sedih, takut, bangga, dan seterusnya.
2) Kramagung atau teks samping, ibarat sebuah perintah yang menyuruh aktor berbuat hal-hal yang sesuai cerita, menyuruh bertindak atau menyuruh melakukan sesuatu secara lahiriah. Kramagung biasa dicetak dalam kurung (...), huruf kapital, atau dicetak miring. Dalam bahasa Inggris, kramagung disebut stage direction atau business.
Contoh:
Pemuda : Nona? Mengapa?
Gadis : Ssst.... Diam! (jari menunjuk ke bibir), jangan berisik!
Contoh:
Pemuda : Nona? Mengapa?
Gadis : Ssst.... Diam! (jari menunjuk ke bibir), jangan berisik!
Wawancang Kramagung Wawancang
2. Bahasa
Bagian terpenting lain dalam drama adalah bahasa, karena bahasa akan digunakan sebagai alat berinteraksi antara satu sama lain. Selain itu, bahasa yang digunakan dalam adegan yang dimainkan mestinya akan lebih tepat jika menggunakan bahasa keseharian yang bersangkutan.
a. Penulisan drama berdasarkan jenis bahasa
Bagian terpenting lain dalam drama adalah bahasa, karena bahasa akan digunakan sebagai alat berinteraksi antara satu sama lain. Selain itu, bahasa yang digunakan dalam adegan yang dimainkan mestinya akan lebih tepat jika menggunakan bahasa keseharian yang bersangkutan.
a. Penulisan drama berdasarkan jenis bahasa
Dalam penulisannya, yang perlu kita perhatikan dalam jenis bahasa adalah gaya atau susunan kalimat yang dipakai dalam penulisan dalam membuat dialog, terikat atau tidak pada kaidah-kaidah bahasa.
Tiga jenis gaya yang akan kita lihat, yaitu sebagai berikut:
- Bentuk dialek. Bahasa yang dipakai dalam drama diambil atau mempergunakan bahasa percakapan sehari-hari, berbaur dengan logat daerah tertentu. Kebanyakan drama mempergunakan dialek sebagai bahasa ungkapnya.
- Bentuk puisi. Gaya percakapan bisa juga dari susunan puisi, baik yang terikat maupun tidak terikat pada rima. Naskah drama Indonesia yang ditulis kisaran tahun 1940-1950 kebanyakan mempergunakan bahasa puisi sebagai percakapannya. Naskah Yunani kuno yang terkenal, Oedipus, juga mempergunakan barisan-barisan puisi dalam dramanya.
- Bentuk lirik musik. Lirik hampir sama dengan puisi. Bedanya di sini, lirik diikat oleh bar, yakni potongan birama dalam setiap baris atau dialognya berbentuk nyanyian. Pertunjukan yang menampilkan lirik sebagai dialog disebut opera atau operet.
Komentar
Posting Komentar