Langsung ke konten utama

Merancang Pertunjukan Teater Daerah Setempat dan Menerapkan Prinsip Kerjasama Dalam Berteater

Merancang Pertunjukan Teater Daerah Setempat


Pada artikel sebelum sebelumnya telah disebutkan beberapa contoh teater yang terdapat di daerah. Contohnya longser, ubrug, wayang golek, dan lenong yang berasal dari Jawa Barat; ketoprak, wayang orang, dan wayang kulit yang berasal dari Jawa Tengah; ludruk yang berasal dari Jawa Timur; barong, arja, dan kecak yang berasal dari Bali. Jika anda pernah melihat salah satu pertunjukan tersebut, tentu anda akan dapat membayangkan bagaimana proses dalam pembuatannya.

Naskah, Pemain, Sutradara, Dekorasi, Tata Rias Busana


Hal-hal yang harus dipersiapkan saat merancang pertunjukan teater tradisional adalah naskah drama, pemain, sutradara, dekorasi, busana dan tata has, musik pengiring, dan latihan para pemain.

1. Naskah


Naskah adalah bentuk drama yang masih berupa tulisan. Naskah drama teater tradisional ada yang bersifat kaku dan longgar. Maksudnya kaku adalah naskah tersebut tidak dapat diubah baik dari segi isinya, ataupun dalam segi pertunjukannya. Naskah yang sifatnya kaku dapat dijumpai pada naskah drama yang bercerita tentang epik (kisah kepahlawanan). Contohnya pada sendratari Ramayana, pertunjukan kecak, dan cerita-cerita pewayangan pada pertunjukan wayang kulit dan wayang golek.

Pada naskah yang bersifat longgar, ceritanya dapat berubah dan dikreasikan sesuai dengan perkembangan zaman. Contohnya naskah pertunjukan ubrug dan lenong Betawi. Pada pertunjukan ubrug dan lenong, ceritanya diangkat dari kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, naskah pertunjukan yang dibuat dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi masyarakat. Namun pada pelaksanaannya, ada beberapa pertunjukan teater tradisional yang berlangsung tanpa naskah. Pemain melakukan dialog dengan berimprovisasi.

2. Pemain

Pemain merupakan unsur yang sangat penting dalam pertunjukan teater. Pemain memerankan satu karakter yang dapat mendukung pertunjukan. Untuk bisa menjadi pemain teater yang andal, maka harus melakukan latihan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara. Ketiga latihan tersebut akan membuat pemain maksimal dalam memerankan tokoh.

3. Sutradara

Sutradara adalah pemimpin pementasan. Tugasnya merancang sebuah pementasan mulai dari penentuan para pemain, mengatur teknik pementasan, dan mengatur jalannya cerita. Sutradara dapat memoles naskah yang sudah ada menjadi pertunjukan yang lebih hidup.

4 Dekorasi

Dekorasi merupakan media yang dapat memperjelas maksud isi cerita sebuah drama. Dengan demikian, dekorasi menjadi penunjang keberhasilan pementasan. Dekorasi pertunjukan teater tradisional beragam. Ada yang hanya dipentaskan di ruang terbuka seperti lapangan dan tepi jalan. Namun ada pula yang diset di dalam ruangan. Dalam pertunjukan wayang, seperti wayang golek dan wayang kulit, dekorasi panggung menggunakan media seperti papan yang ditata sedemikian rupa bersama nayaga (pengiring lagu). Dalam wayang golek dan wayang kulit, pergantian latar ditunjukkan dengan munculnya gunungan yang digerakkan oleh dalang.

5. Busana dan tata rias

Busana dan tata rias merupakan media yang dapat mempertegas karakter dari tokoh yang dimainkan. Dalam teater tradisional, busana dari beberapa tokoh sudah memiliki aturan yang baku. Misalnya tokoh arjuna dalam wayang orang, biasanya menggunakan kostum dengan sayap di punggungnya.

6.  Musik pengiring

Drama tradisional biasanya diiringi oleh alat musik yang khas dari daerah tersebut. Misalnya, pertunjukan wayang golek diiringi oleh musik gamelan.

Menerapkan Prinsip Kerja Sama dalam Berteater


Kesuksesan pertunjukan teater sangat ditentukan dari kerja sama pada tingkat perlakuan, seperti aktor dan sutradara, sutradara dan penata artistik, penata artistik dan penata musik, penata suara dan penata tari, dan sebagainya. Akting yang baik belum tentu berhasil tanpa adanya musik yang mengiringi serta busana yang tepat. Oleh karena itu, kerja sama tersebut harus dipersiapkan sebaik mungkin.

Pemeran harus berlatih saat beradu akting dengan pemain lainnya. Antara pemain harus ter-jalin interaksi yang kuat agar jiwa dari pementasan dapat tersambung kepada penonton.

Begitu pula dengan pemain musik. Sedini mungkin harus dipersiapkan lagu yang akan mengiringi pertunjukan teater. Mengapa demikian? Musik merupakan jembatan yang menghubungkan antara visualisasi dengan audio (pendengaran) penonton. Peran penata rias (seni rupa) serta penata panggung pertunjukan juga harus dapat bekerja sama agar imaji penonton dapat terlihat melalui tata rias dan dekorasi panggung.

Yang terakhir adalah seni tari. Dalam teater, hal ini berhubungan dengan gerak tubuh pemain saat memainkan peran. Gerakan tubuh pemain harus sesuai dengan karakter tokoh yang dimainkannya. Gerakan tersebut harus wajar dan alami agar pertunjukan yang dipertontonkan terasa natural (alami).
Postingan Terbaru

Komentar

Copyright © Teater Seniman. All rights reserved.