Di Bali ada tiga jenis teater tradisional yang sampai sekarang masih berkembang, yaitu barong, arja, dan kecak. Bagaimana pertunjukan ketiga jenis teater itu? Yuk, kita pelajari secara saksama.
1) Barong
Barong adalah jenis pertunjukan drama khas Bali yang dipertunjukkan di halaman setelah para pemeran keluar dari gapura dan sebagian besar pemainnya menggunakan tutup muka/topeng. Cerita yang diangkat adalah cerita Calon Arang (legenda Jawa Timur dan Bali). Leak/Rangda adalah tokoh kejam (tukang sihir), sedangkan Barong adalah tokoh baik berwajah singa. Cerita yang disajikan dalam barong selalu mengisahkan kejahatan melawan kebaikan. Dalam cerita ini dimenangkan oleh Barong sebagai pengiring Dewi Sekartaji. Dalam cerita ini, para pemain menyampaikan cerita lewat gerak tarian untuk menegaskan maksud. Ada pula adegan lawakan yang lucu dengan gerak-gerik menarik yang kadang sedikit vulgar.
2) Arja
Arja dipentaskan semalam suntuk dengan latar belakang pura. Para pemain Arja adalah penari. Dari adegan per adegan, pengungkapan ceritanya menggunakan gerak tari dan tembang atau vokal bahasa Bali yang digayakan. Arja adalah wayang orang Bali, busana dan tata riasnya menggunakan corak Bali. Para pemeran dibeda-kan oleh mahkota dan prada kain/kam-puhnya. Gamelan Bali sebagai pengiring alur cerita.
Perpindahan adegan dipimpin oleh seorang pengendang yang merangkap sebagai dalang. Tema cerita yang dipentaskan Arja bermacam-macam. Tema ini bisa mengambil cerita dari persoalan masa sekarang. Tak jarang Arja menjadi media penyampaian informasi kepada masyarakat. Pertunjukan Arja dilestarikan, tidak hanya dipertunjukkan di arena terbuka tetapi di hotel. Banyak hotel berbintang di Bali membangun empat pertunjukan Barong, Arja, atau tari-tarian lainnya di halamannya.
Arja dipentaskan semalam suntuk dengan latar belakang pura. Para pemain Arja adalah penari. Dari adegan per adegan, pengungkapan ceritanya menggunakan gerak tari dan tembang atau vokal bahasa Bali yang digayakan. Arja adalah wayang orang Bali, busana dan tata riasnya menggunakan corak Bali. Para pemeran dibeda-kan oleh mahkota dan prada kain/kam-puhnya. Gamelan Bali sebagai pengiring alur cerita.
Perpindahan adegan dipimpin oleh seorang pengendang yang merangkap sebagai dalang. Tema cerita yang dipentaskan Arja bermacam-macam. Tema ini bisa mengambil cerita dari persoalan masa sekarang. Tak jarang Arja menjadi media penyampaian informasi kepada masyarakat. Pertunjukan Arja dilestarikan, tidak hanya dipertunjukkan di arena terbuka tetapi di hotel. Banyak hotel berbintang di Bali membangun empat pertunjukan Barong, Arja, atau tari-tarian lainnya di halamannya.
3) Kecak
Kecak adalah drama daerah Bali yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat Bali pada umumnya. Kecak dapat dipentaskan di mana saja dan kapan saja pen-dukungnya menghendaki. Kecak paling sering mementaskan cerita Ramayana.
Para pemainnya terdiri atas penari kecak yang duduk melingkar,dan tokoh-tokoh cerita seperti Rama Wijaya, Dew: Sinta, Rahwana, Kumbakarna, Wibisana, i.Jrajit, Laksmana, dan Hanoman. Komposisi kecak melingkari obor penerang yang ditancapkan di tengah-tengah area pementasan. Selain diiringi musik gamelan Bali, pementasan kecak diiringi decak "cak-cak-cak...". Penari monyet yang terkadang duduk, jongkok, atau berdiri, membunyikan vokal dan melakukan gerak kaki dan tangan dengan kompak. Para pemain masuk lingkaran adegan per adegan sambil menari dan berbicara mengurai cerita Ramayana. Kecak yang sekarang sering dipentaskan, pertunjukannya lebih singkat. Tidak semua tokoh dalam cerita Rama dan Sinta ditampilkan dengan alur cerita sesuai dengan cerita aslinya (dari kehidupan Rama di kerajaan sampai meninggalnya Sinta).
Kecak adalah drama daerah Bali yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat Bali pada umumnya. Kecak dapat dipentaskan di mana saja dan kapan saja pen-dukungnya menghendaki. Kecak paling sering mementaskan cerita Ramayana.
Para pemainnya terdiri atas penari kecak yang duduk melingkar,dan tokoh-tokoh cerita seperti Rama Wijaya, Dew: Sinta, Rahwana, Kumbakarna, Wibisana, i.Jrajit, Laksmana, dan Hanoman. Komposisi kecak melingkari obor penerang yang ditancapkan di tengah-tengah area pementasan. Selain diiringi musik gamelan Bali, pementasan kecak diiringi decak "cak-cak-cak...". Penari monyet yang terkadang duduk, jongkok, atau berdiri, membunyikan vokal dan melakukan gerak kaki dan tangan dengan kompak. Para pemain masuk lingkaran adegan per adegan sambil menari dan berbicara mengurai cerita Ramayana. Kecak yang sekarang sering dipentaskan, pertunjukannya lebih singkat. Tidak semua tokoh dalam cerita Rama dan Sinta ditampilkan dengan alur cerita sesuai dengan cerita aslinya (dari kehidupan Rama di kerajaan sampai meninggalnya Sinta).
Komentar
Posting Komentar