Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Teater

Pertunjukan Teater, Mengeksplorasi Teknik Olah Tubuh, Olah Pikir, dan Olah Suara

Pertunjukan Teater Hakikat seni peran adalah meyakinkan penonton bahwa apa yang tengah dilakukan aktor itu benar dan sudah cukup. Intinya, pemain dalam permainan hams mampu meyakinkan penonton. Untuk dapat mengekspresikan diri secara total, seorang aktor harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan sempurna. Persiapan utama seorang aktor adalah mengolah tubuh, mengolah pikir, dan mengolah suara. Bagaimana cara melakukan hal tersebut dengan baik? Lantas, apa saja yang harus dilakukan ketika merancang, menyiapkan, dan menggelar sebuah pertunjukan? Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kamu dapat mengeksplorasi teknik olah tubuh, olah pikir, dan olah suara. Selain itu, kamu juga diharapkan dapat merancang pertunjukan teater daerah setempat, menerapkan prinsip kerja sama dalam berteater, menyiapkan, dan menggelar pertunjukan teater daerah setempat di sekolah. Mengeksplorasi Teknik Olah Tubuh, Olah Pikir, dan Olah Suara Seringkali seseorang yang memerankan tokoh pada sebuah pe

Teater Dari Sulawesi Selatan, Jakarta, Kalimantan Selatan dan Teater Bali

Teater Dari Sulawesi Selatan Sinrili termasuk ke dalam jenis teater tutur. Pencerita-penyanyinya (pasinrilik) memainkan keso. Keso adalah alat musik gesek seperti rebab, tetapi tentu saja berbeda dalam lagu, cerita, ataupun bahasanya. Pasinrili menyampaikan lagu-lagu nyanyiannya (kelong) sesuai dengan isi ceritanya atau lagu-lagu yang paling digemari penontonnya. Penonton sinrili ini sangat santai, mendengarkan sambil duduk, berbaring, minum kopi, diselingi ngobrol atau celetukan menyambut pasinrili. Terdapat tiga tema umum dalam cerita sinrili, yaitu yang berisikan kepah-lawanan (misalnya Toto Daeng Magasing dan Kappala Talung Batua), yang mengandung nilai-nilai keagamaan (seperti Tuanta Samalaka), dan cerita yang bertemakan cinta ditemukan dalam Sinrili I Jamila, Sinrili I Manakku, dan Sinrili I Daeng ri Makka. Teater dari Jakarta (Betawi) Lenong merupakan teater tradisional yang berasal dari Betawi. Kesenian tradisional lenong ini diiringi musik gambang kromong dengan

Teater Dari Sumatra, Mak Yong, Bangsawan, Randai, Mendu

Karya Seni Teater Daerah Setempat Apresiasi seni teater pada hakikatnya adalah sikap menghargai seni teater tersebut secara proporsional (pada tempatnya). Menghargai artinya memberikan harga pada seni teater sehingga sastra memiliki ruang dalam hati kita, dalam batin kita. Dengan menyediakan ruang dalam hati untuk seni teater, secara spontan, kita menyediakan waktu dan perhatian untuk menonton seni teater tersebut. Lama kelamaan dari ruang itu dapat tumbuh buah cipta dalam berbagai bentuk dan wujudnya sebagai sikap apresiatif terhadap seni teater, misalnya kamu melakukan sebuah pertunjukan teater di sekolah ataupun di tempat-tempat pertunjukan. Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kamu dapat mengidentifikasi jenis karya seni teater daerah setempat. Selain itu, kamu juga diharapkan dapat menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan dan pesan moral seni teater Nusantara. Mengidentifikasi Jenis Teater Daerah Setempat Jikan Anda telah membaca pada artikel sebelumnya tentu an

Merancang Pertunjukan Teater Daerah Setempat dan Menerapkan Prinsip Kerjasama Dalam Berteater

Merancang Pertunjukan Teater Daerah Setempat Pada artikel sebelum sebelumnya telah disebutkan beberapa contoh teater yang terdapat di daerah. Contohnya longser, ubrug, wayang golek, dan lenong yang berasal dari Jawa Barat; ketoprak, wayang orang, dan wayang kulit yang berasal dari Jawa Tengah; ludruk yang berasal dari Jawa Timur; barong, arja, dan kecak yang berasal dari Bali. Jika anda pernah melihat salah satu pertunjukan tersebut, tentu anda akan dapat membayangkan bagaimana proses dalam pembuatannya. Hal-hal yang harus dipersiapkan saat merancang pertunjukan teater tradisional adalah naskah drama, pemain, sutradara, dekorasi, busana dan tata has, musik pengiring, dan latihan para pemain. 1. Naskah Naskah adalah bentuk drama yang masih berupa tulisan. Naskah drama teater tradisional ada yang bersifat kaku dan longgar. Maksudnya kaku adalah naskah tersebut tidak dapat diubah baik dari segi isinya, ataupun dalam segi pertunjukannya. Naskah yang sifatnya kaku da

Mengekspresi Diri Melalui Karya Seni Teater

Mengekspresi Diri Melalui Karya Seni Teater Teater merupakan sebuah media untuk mencurahkan berbagai ekspresi diri melalui berbagai latihan. Latihan dalam teater dilakukan dengan cara mengolah tubuh, mengolah pikir, dan mengolah suara. Perpaduan di antaranya membentuk sinergitas yang akan menyokong berbagai unsur pertunjukan teater seperti naskah, pemain, dekorasi panggung, tata rias, tata busana, dan musik pengiring. Kesinergisan dalam pertunjukan teater akan tercipta jika semua komponen/unsurnya bekerja sama dengan baik, Apa sebenarnya prinsip kerja sama dalam berteater itu? Setelah mendalami Mengekspresi Diri Melalui Karya Seni Teater, diharapkan anda dapat mengeksplorasi teknik olah tubuh, olah pikir, dan olah suara. Selain itu, kamu juga diharapkan dapat merancang pertunjukan teater daerah setempat dan menerapkan prinsip kerja sama dalam berteater. Pemain merupakan hal yarig paling penting dalam pertunjukan teater. Oleh karena itu, kesungguhan dan penghayatan pemain da

Jenis-Jenis Teater Indonesia

Jenis-Jenis Teater Indonesia Seni teater di Indonesia terdiri atas dua jenis, yaitu teater tradisional dan teater nontradisional (modern). Teater tradisional di Indonesia dimulai sejak sebelum zaman Hindu. Dalam bukunya, Kasim Ahmad (2006) menyebutkan bahwa terdapat unsur-unsur teater tradisional yang digunakan untuk mendukung upacara ritual. Teater tradisional merupakan bagian dari suatu upacara keagamaan ataupun upacara adat-istiadat dalam tata cara kehidupan masya-rakat kita. Pada saat itu, yang disebut "teater", sebenarnya baru merupakan unsur-unsur teater, dan belum merupakan suatu bentuk kesatuan teater yang utuh. Setelah melepaskan diri dari kaitan upacara, unsur-unsur teater tersebut membentuk suatu seni pertunjukan yang lahir dari spontanitas rakyat dalam masyarakat lingkungannya. Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini terjadi karena oleh unsur-unsur pembentuk teater tra

Proses Pementasan Teater, Membaca Teks, Menghafal, Merancang Blocking

Proses Pementasan Teater Sutradara membimbing para aktor selama proses latihan. Untuk mendapatkan hasil terbaik, sutradara harus mampu mengatur para aktor mulai dari proses membaca naskah lakon hingga materi pentas benar-benar siap untuk ditampilkan. Kunci utama dari serangkaian latihan adalah kerja sama antara sutradara dan aktor serta kerja sama antaraktor. Sutradara perlu menetapkan target yang harus dicapai oleh aktor melalui tahapan latihan yang dilakukan. Oleh karena itu, penjadwalan latihan perlu dibuat. Dengan melaksanakan latihan sesuai jadwal, maka aktor dituntut kedisiplinan untuk memenuhi target capaian. Jadwal ini juga bisa digunakan sebagai acuan kerja penata artistik, sehingga ketika sesi latihan teknik dilangsungkan pekerjaan mereka telah siap. 1. Membaca Teks Tahap awal latihan teater adalah membaca. Sutradara membacakan naskah lakon secara keseluruhan kepada aktor, kemudian menjelaskan maksud dari lakon tersebut. Pada sesi ini, aktor boleh bertanya kepada

Langkah-Langkah Persiapan Pementasan Teater

Merencanakan Pementasan Teater Tahap Perencanaan A. Memilih Naskah Naskah adalah karangan yang berisi cerita atau lakon. Dalam naskah tersebut termuat nama-nama dan lakon tokoh dalam cerita, dialog yang diucapkan para tokoh, dan keadaan (set) panggung yang diperlukan. Bahkan terkadang juga dilengkapi penjelasan tentang tata busana, tata lampu, dan tata suara (musik pengiring). Naskah yang kita pilih harus sesuai keadaan kita, artinya kemampuan kita dalam merealisasikannya di atas pentas. Pertimbangan teknis pertama adalah jumlah tokoh dalam naskah apakah sesuai dengan jumlah personil kelompok kita. Pertimbangan selanjutnya adalah kemampuan kita dalam mewujudkan artistiknya di atas pentas. Naskah lakon bisa kita gunakan naskah standar yang sudah ada atau kita buat yang baru hasil karya kita sendiri. Dalam memilih naskah lakon harus mempertimbangkan nilai-nilai sebagai berikut. Nilai filosofi, bahwa naskah lakon yang dipilih harus memberikan suatu perenungan pikiran
Copyright © Teater Seniman. All rights reserved.